Iman
1 min readJan 1, 2023

--

Secara pribadi, aku berpendapat bahwa manusia bukan tidak berani bertanggung jawab, toh yang mereka jalani ini (walau kadang dengan adanya keterpaksaan tersebut) adalah bentuk dari tanggung jawab yang mereka pilih. Hanya saja, hal ini didasarkan (atau dipicu/dipantik) atas ketidak punyaan (ketidakmampuan/keterbatasan) manusia dalam mengendalikan apa yang diluar dari diri mereka. Katakanlah, secara harfiah mereka mampu dan memiliki kuasa atas aturan terhadap diri mereka sendiri (dari sisi dalam) tapi dari sisi luar, mereka tidak memiliki kuasa atas itu, yang sayangnya sisi luar ini malah lebih mempengaruhi kualitas hidup mereka untuk kedepannya; katakanlah, manusia hidup butuh uang; maka keterbatasan dalam mendapatkan uang ini yang menjadi pemicu mereka untuk tetap menjalankan apa yang tidak seharusnya mereka jalani (inginkan), walau sebenarnya ini bukan hanya tentang uang, tapi hal lain, yang letaknya diluar dari sisi dalam diri mereka. Lagi-lagi aku melihat, kebebasan itu muncul karena adanya 'kuasa' yang mendominasi, jika kuasa yang kita miliki besar, maka kebebasan itu akan mengikuti setelahnya. Tapi sayangnya, manusia-manusia seperti kita ini belum punya kuasa yang besar, sehingga akhirnya kita terbelenggu sendiri. Mau tidak mau, sungkan tidak sungkan, harus dijalani, merunduk pada hal-hal yang tidak semestinya ada di dalam hidup kita (read: patuh atas hal yang kita tidak suka, demi memenuhi hal lain yang kita butuhkan untuk hidup kita)

--

--

Iman

An Indonesian Political Student who likes writing everything but mostly politics, education and life.